27 Maret 2012


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Banyaknya Pencemaran di Pasar
Pasar adalah tempat yang mungkin notabene dianggap kumuh oleh sebagian orang. Semua bahan makanan ada di tempat ini, dan jika tidak mengerti cara mengolahnya akan menimbulkan bau yang tidak sedap, pemandangan yang tidak sedap, dan pastinya pencemaran terhadap bahan makanan itu sendiri. Beberapa hari yang lalu kami telah melakukan pengamatan terhadap salah satu pasar di kota Malang, yaitu pasar Blimbing.
Perawatan pasar sendiri merupakan tugas dari Badan Perawatan Pasar Dinas Kota Malang. Kabid Perawatan Pasar Dinas Kota Malang sebenarnya sudah menghimbaukan kepada warga pasar, yaitu penjual maupun pembeli untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan pasar. Dengan tidak membuan sampah sembarangan misalnya.
Walaupun begitu, kenyataannya masih ditemui pasar yang belum terjaga kebersihannya. Menurut kami, pasar Blimbing ini termasuk didalamnya. Pasar Blimbing masih memiliki tingkat pencemaran yang cukup tinggi. Bisa dilihat dari adanya pencemaran makanan yang terjadi, adanya pencemaran air, berhubungan dengan sanitasi atau pembuangan air dari pasar ini sendiri. Lingkungan antar kios di pasar Blimbing masih kurang baik. Sampah-sampah dari apa yang mereka jual masih berserakan di sekitar kios.
Sosialisasi tentang pemisahan sampah organik dan anorganik pun sudah dilakukan oleh pemerintah. Yang termasuk sampah organik adalah sampah yang nantinya masih bisa di gunakan, bisa didaur ulang kembali. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak bisa digunakan lagi.
Kebanyakan orang masih bingung dengan pemisahan ini. Seringkali mereka tidak tahu, atau lupa apa itu organik, dan apa itu anorganik. Kualitas seseorang bisa ditentukan dari hal ini. Bagaimana dia bisa memahami pemisahan sampah, demi menjaga kebersihan lingkungannya dari sebuah pencemaran.
Bagi mereka yang tidak mengerti dengan pemisahan sampah ini, mereka akan cenderung sembarang membuang. Bagi mereka, membuang sampah pada tempatnya sudah cukup. Padahal, ada dampak tersendiri yang timbul dari kebiasaan setengah-setengah tersebut. Jika kita hanya membuang sampah pada tempatnya, maka akibatnya adalah sebagai berikut:
·         Gangguan Kesehatan:
§  Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi;
§  Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;
·         Menurunnya kualitas lingkungan
·          Menurunnya estetika lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;
·         Terhambatnya pembangunan khususnya bidang pemeliharaan pasar
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan pasar, mengakibatkan pengunjung enggan untuk mengunjungi pasar tersebut karena merasa tidak nyaman, dan pasar tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah pengunjung menurun, dan pendapatan juga akan berkurang secara otomatis.

B.     Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah yang dilakukan di pasar Blimbing sekarang masih belum cukup baik. Bisa dilihat bahwa pemisahan sampah aorganik dan anorganik tidak berjalan lancar di pasar ini. Menurut kami sampah belum diolah secara baik dan benar disini(Gambar 1.1).
Kurangnya fasilitas dan kemampuan dari warga pasar ini sendiri yang menyebabkan tingginya pencemaran di pasar ini. Warga pasar sudah meminta fasilitas terhadap Dinas Pasar Kota Malang tetapi tidak ada respon yang baik.
Kerjasama yang masih kurang mengakibatkan merebaknya pencemaran. Seharusnya dari pihak kedinasan juga mau memenuhi fasilitas demi terciptanya kebersihan pasar dan tentunya kenyamanan pengunjung. Dikutip dari sebuah situs, Kepala Bidang Perawatan Dinas Pasar Kota Malang telah menghimbau bahwa warga masyarakat harus bisa menjaga kebersihan pasar, namun kenyataanya dari dinas juga tidak ada tindakan terhadap kenyamanan di salah satu pasar di kota Malang ini(Gambar 1.2)
Tetapi menurut yang kami amati, pasar Blimbing bisa dikatakan cukup mandiri dalam menghadapi masalah pengolahan sampah ini. Mereka bisa dengan cermat mengolah sampah sisa-sisa ikan segar untuk dijadikan bahan makanan ternak seperti ikan lele, ikan patin. Campuran atau olahan sampah tersebut diolah dengan mencampurkan sedikit katul.
C.    Pengaruh Volume Gorong –Gorong Terhadap Pencemaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar